PALI, – Persoalan sampah di Kabupaten PALI kian memprihatinkan. Tumpukan sampah di sejumlah titik, mulai dari kawasan Pasar Pendopo hingga depan SMA Negeri 1 Talang Ubi, menjadi bukti buruknya tata kelola lingkungan di daerah ini. Bau menyengat pun tak bisa dihindari.
Pantauan lapangan menunjukkan, bak penampungan milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PALI sudah tidak mampu menahan volume sampah. Akibatnya, sisa makanan, plastik, dan limbah pasar meluber ke jalan hingga mengganggu kenyamanan warga maupun pengguna lalu lintas.
“Setiap hari kami harus mencium bau busuk, jalan semakin sempit karena sampah berserakan, ditambah parkir motor yang semrawut membuat macet tidak terelakkan,” keluh seorang pengunjung pasar yang enggan menyebut identitasnya.
Pemandangan serupa juga terlihat di depan SMA Negeri 1 Talang Ubi. Area sekolah yang semestinya bersih justru dikelilingi tumpukan sampah yang dibiarkan menimbun.
Saat dikonfirmasi, Kepala DLH PALI, Dr. Aryansyah, ST, MT, membenarkan adanya kendala teknis. Ia mengatakan armada pengangkut sampah sedang dalam masa perbaikan.
“Mobil pengangkut sedang diservis. InsyaAllah sore ini sampah akan segera diangkut,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Menurut Aryansyah, DLH PALI memiliki lima unit mobil pengangkut sampah yang tersebar di beberapa kecamatan. Khusus Talang Ubi, hanya tersedia dua unit mobil.
Namun, alasan tersebut memunculkan tanda tanya baru: apakah pengelolaan sampah di PALI hanya mengandalkan jumlah armada terbatas? Warga menilai tanpa perencanaan matang dan disiplin pengangkutan, masalah serupa akan terus berulang.
Situasi ini sekaligus menegaskan lemahnya sistem pengelolaan sampah di PALI. DLH dinilai tidak maksimal menjalankan tanggung jawab utamanya: menjaga agar sampah tidak mencemari lingkungan, mengganggu kesehatan, dan merusak kenyama
nan masyarakat.