Dari puluhan karya video yang masuk, dewan juri menyaring 10 besar untuk presentasi langsung di hadapan Kajari PALI, Farriman Isandi Siregar, SH MH; Kepala Dinas Pendidikan PALI; dan unsur penilai lainnya. Sesi ini sekaligus menjadi puncak peringatan Hakordia di PALI.
Kasi Intel Kejari PALI, Rido Dharma Hermando, SH MH, didampingi Kasi Pidsus Enggi Elber, SH MH, menyebut tema nasional tahun ini: “Berantas Korupsi untuk Kemakmuran Rakyat.” Menurut Rido, kompetisi vlog dipilih agar pesan antikorupsi lebih mudah menyentuh pelajar.
“Tujuannya menyamakan persepsi dan membangun kerangka tindakan antara Kejaksaan, dunia pendidikan, tokoh agama, dan pemangku kepentingan lain,” ujar Rido.
Rangkaian Hakordia dimulai dengan sosialisasi antikorupsi kepada kepala sekolah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan pelajar SMA/SMK se-PALI. Kajari PALI tampil sebagai keynote speaker, dengan dukungan paparan dari Kasi Pidsus.
Dalam pidatonya, Farriman menekankan bahwa Hakordia bukan perayaan seremonial semata. “Momentum 9 Desember mengingatkan bahwa perjuangan melawan penyimpangan tata kelola membutuhkan konsistensi, keberanian, dan komitmen lintas generasi,” katanya.
Ia menambahkan, pemberantasan korupsi tak cukup hanya dengan seruan moral. “Perlu konsolidasi pengetahuan dan penguatan aksi hukum.” Melalui vlog, kata Farriman, pelajar bisa menyampaikan pesan antikorupsi dengan bahasa visual yang lebih kuat.
Farriman juga menautkan kegiatan ini pada agenda Asta Cita Presiden, khususnya poin ke-7 mengenai penguatan reformasi politik, hukum, dan birokrasi. Pelajar, menurutnya, adalah elemen strategis. “Generasi muda tidak boleh hanya menjadi pengamat. Mereka harus menjadi kekuatan moral dan intelektual,” ujarnya.
Apresiasi datang dari Kepala SMAN 2 Unggulan Talang Ubi, Irwansyah, SPd MSi. Ia menyebut kompetisi vlog sebagai cara efektif menanamkan pendidikan antikorupsi. “Integritas bukan hanya teori. Melalui vlog, siswa diajak berpikir kritis dan kreatif,” kata Irwansyah. Ia berharap kegiatan serupa digelar rutin setiap tahun.
Kejari PALI menegaskan bahwa pelajar merupakan garda terdepan dalam membangun budaya antikorupsi. Dengan modal pengetahuan dan kreativitas, mereka diharapkan tumbuh sebagai agen perubahan yang menjaga integritas tata kelola di masa depan.
Peringatan Hakordia 2025 di PALI bukan sekadar lomba, melainkan upaya memperkuat kesadaran kolektif bahwa korupsi adalah musuh bersama—dan generasi muda kini ikut menyatakan sikap lewat kamera dan gagasan yang mereka suarakan.